ELEMEN PERENCANAAN
Elemen perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran dan rencana itu sendiri.
Sasaran
Sasaran adalah
hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.Sasaran
sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan
membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan
sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada
masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan,
laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh
manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada
dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan
sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran
riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta
anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai
sasarannya.
Pendekatan
pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak
memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya
menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian
menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat
paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang
yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan.
Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan.
Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti
"tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan
perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan
akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu (lihat gambar).
Pendekatan kedua
disebut dengan management by objective atau MBO. Pada pendekatan ini, sasaran
dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga
oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang
ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga
produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam
pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO
membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan
bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja
memenuhi sasarannya tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim
berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada
akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.
Rencana
Rencana atau plan
adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana
biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting
lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan
frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi
rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana
umum yang berlaku diseluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional
adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan
jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan
rencana jangka pendek. Rencana jangka
panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun,
rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun.
Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki
intermediate time frame.
Menurut
kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik.
Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara
umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk
"meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus
dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun
tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang
secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga
memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi
biaya, dan lain-lain.
Terakhir,
rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau
standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu
kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau
"mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan
standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri,
yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar